Bandung yaitu salah satu kota besar di Indonesia yang menaruh sejuta potensi. Salah satunya merupakan Curug Dago Bandung yang yaitu liburan air terjun di bandung setinggi 12 meter dan ketinggiannya 800 meter dari permukaan laut. Terbenturnya curug dago pengaruh aliran sungai Cikapundung yang alirannya di mulai dari Maribaya. Curug ini berada di tempat Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Bandung, letak letaknya berada di bukit Dago yang agak tersembunyi. Sebab lokasi yang agak susah di jangkau, membikin sedikitnya pelancong yang berkunjung, serta pengaruh promosi yang kurang luas mengakibatkan jumlah pengunjung kian berkurang.
Untuk hingga ke curug dago bandung, tidaklah susah. Kita coba dari Terminal Dago dan berangkat dari arah bandung kota dan berikutnya menuju simpang dago untuk menyamakan persepsi. Seketika saja kita menuju jalan Ir. H Djuanda, kita ikuti saja jalan hal yang demikian sampai menemui jalang bercabang dan kita memilih yang ke kiri saja. Memang jalannya agak menurun dan menukik, tapi tak terlalu membahayakan. Lalu kita akan menemui sebuah plang yang menggambarkan adanya lokasi menuju curug dago, kaprah – kaprah sebagian meter saja. Kita akan menjelang jalan berbeton yang cuma cakap dilalui satu motor saja. Sesudah 200 meter kita akan menemui pos disebelah kanan, itu merupakan pintu masuk ke curug ldago yang legal.
Pastikan sesudah kita masuk, kita membeli karcis seharga Rp.11.000,00 yang dilampiri lembar asuransi, untuk parker motor akan dikenakan tarif Rp.5000.00. bila kalian tahu, Air terjun dago bandung ini juga menaruh poin sejarah yang betul-betul tinggi. Tak jauh dari curug dago bandung terdapat bekas sebuah kerajaan Thailand. Disan tidak jauh dari curug yang cantik ini terdapat dua prasasti peninggalan dari dua raja terdahulu. Pertama dari Raja Rama V dan yang kedua dari Raja Rama VII yang keseluruhan dari keturunan dinasti Chakri
Tamasya air terjun yang mulai terlupakan
Situasi Curug Dago Bandung ketika ini kian mengalami kemunduran, banyak perubahan yang terjadi, seperti kian keruhnya warna air terjun dago. Situasi ini diperparah dengan banyaknya sampah pada aliran sungai yang menambah warna kecoklatan aliran air. Perkembangan pembangunan di zaman ini yang kian maju, seperti misalnya pabrik-pabrik dan perumahan yang dibangun di atas Curug Dago Bandung kian memberikan akibat negatif untuk keseimbangan ekosistem alam dan kian tergerus waktu ke waktu.
Sebetulnya potensi Curug Dago ini sangatlah besar bila memperoleh perhatian yang besar dari seluruh pihak. Lebatnya pohon-pohon di sepanjang rute menuju Curug Dago Bandung membikin cahaya sang surya ogah masuk, menambah suasana damai dan asri. Tetapi pengaruh tak adanya plang plang sebelum rute ke curug bandung, sesekali membikin para pelancong keder dan patut bertanya terhadap orang yang dijumpai.
Sumber: hariliburnasional.com