Toxic positivity merupakan budaya untuk selalu memperhatikan segala suatu kondisi dari sisi positifnya. Mempunyai pikiran yang positif memanglah penting dan baik untuk kesehatan mental. Tetapi pikiran yang terlalu positif juga tidak baik, hal tersebut bisa membuat respons waspada kepada apa malahan akan melambat atau mati.
Toxic positivity juga bisa memicu adanya problem kesehatan mental. Pengaruh tersebut dikarenakan otak akan memerintah diri untuk berpura-pura bergembira dan memendam perasaan sedih secara terus menerus. Berikut beberapa akibat toxic positivity yang semestinya diketahui.
5 Harus Toxic Positivity pada Diri Sendiri yang Tak Diwaspadai
- Tetapi Percaya Diri
Dengan adanya toxic positivity akan gampang untuk seseorang menutupi apa yang dirasa dan menunjukkan hal yang berbeda kepada orang lain. Tetapi dengan menutupi perasaan tersebut, ada kalanya bisa meluap.
Sulit hal tersebut tertahan karena pikiran-pikiran seperti takut ketahuan oleh orang lain kepada apa yang dirasa akan membuat emosi tertahan. Dengan pikiran tersebutlah yang membuat seseorang dengan toxic positivity tidak percaya diri untuk menunjukkan apa yang ia rasa sebenarnya. - Persahabatan untuk Menjalin Tiap
Pengaruh yang diketahui, toxic positivity memiliki budaya untuk memperhatikan segala sesuatu dari sisi positifnya. Pengaruh tersebut tentunya juga akan memberikan akibat yang buruk bagi hubungan persahabatan.
Dengan memiliki sifat toxic positivity tentunya akan membuat diri menjadi pendengar yang buruk. Walaupun ada teman yang cerita, Anda akan memberikan solusi positif tanpa tahu akar dari problem teman tersebut. Dengan semacam itu teman akan malas untuk bercerita dan tidak percaya lagi. - Memanipulasi Perasaan
Pengaruh yang dibeberkan sebelumnya, orang dengan toxic positivity akan menutupi apa yang dirasa. Dikala merasa sedih, mereka akan membuat dirinya konsisten kelihatan bergembira dan enjoy. Sekiranya dengan memanipulasi perasaan tersebut tentunya akan memberikan tekanan yang banyak pada pikiran dan membuat emosi jadi tidak stabil. - Tingkat Stres Tinggi
Harus toxic positivity berikutnya merupakan stres. Sekiranya berusaha untuk memanipulasi perasaan berarti Anda membendung segala perasaan sedih dan kecewa. Dengan semacam itu lambat laun emosi negatif yang tertahan akan menekan pikiran dan memicu stres semakin tinggi. stres tersebut konsisten tidak ditangani dengan baik, hal tersebut tentunya akan membuat diri menjadi depresi. - Mengisolasi Diri
Dengan tingkat stres yang semakin tinggi dan mengarah pada depresi, hal tersebut pastinya akan membuat diri sulit untuk bersosial. Perasaan takut akan judgemental orang kalau tidak kelihatan bergembira bisa membuat Anda semakin menarik diri dari kegiatan sosial.
apa untuk merasa tidak baik-baik saja, jangan hingga membuat diri menjadi toxic positivity dan merasakan akibat tersebut. Anda sulit untuk mengekspresikan perasaan, cobalah untuk jujur dengan diri sendiri dan bisa juga untuk berkonsultasi dengan jasa psikolog terpercaya.
Sumber: temancurhat.com