Pelaut tak terpaku pada pria saja, ada juga pelaut wanita. Tetapi berbeda dengan pelaut pria, pelaut wanita terkadang mempunyai tantangan tersendiri. Hal ini juga yang menyebabkan jumlah pelaut wanita masih sungguh-sungguh jarang. Pun hingga dikala ini pekerjaan sebagai pelaut wanita masih diamati setengah mata. Itulah mengapa banyak sekolah pelaut atau pelayaran akan di dominasi oleh pria.
Inilah ia tantangan bagi pelaut wanita yang sepatutnya dihadapi
- Kurangnya dukungan
Tantangan pertama yang sepatutnya dihadapi oleh seorang pelaut wanita yaitu kurangnya dukungan. Di Indonesia sendiri masih sungguh-sungguh tinggi stereotip mengenai wanita yang harusnya di rumah. Pun dikala telah memutuskan untuk berumah tangga. Wanita akan lebih dituntut mengurusi suami, buah hati dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Kebanyakan keluarga juga kurang sepakat seandainya buah hati perempuannya menjadi pelaut untuk waktu yang lama. Hal inilah yang membuat sungguh-sungguh sedikit wanita yang bisa menjadi pelaut. Tetapi masih ada pelaut wanita di luar sana yang pun mempunyai kesanggupan yang lebih bagus dibandingi dengan pelaut pria. - Keamanan pekerjaan
Salah satu hal yang banyak membuat wanita tidak mau untuk menjadi pelaut atau jumlah pelaut wanita sungguh-sungguh sedikit yaitu seandainya diamati dari segi keamanan. Berbeda dengan bekerja di darat dimana rasa aman masih cukup tinggi dikala bekerja.
Akan tapi berbeda dengan di laut. Pelaut wanita dituntut untuk bisa menjaga dirinya sendiri dengan lebih bagus. Bahaya yang ada di lautan terkadang bisa lebih membahayakan untuk wanita.
Oleh maka kebanyakan lowker pelaut akan lebih mementingkan pria untuk bekerja sebagai pelaut. Tetapi bukan tak mungkin untuk wanita menjadi seorang pelaut dengan bekal kesanggupan yang dimiliki. - Industri yang didominasi pria
Dahulu, mungkin industri pertambangan menjadi sektor pekerjaan yang banyak didominasi oleh pria. Tetapi dikala ini telah ada sebagian wanita yang juga bekerja disektor ini. Akan tapi berbeda dengan sektor kelautan atau pelaut. Masih sungguh-sungguh jarang ditemukan wanita yang bekerja sebagai pelaut. Hal ini karena kebanyakan sektor ini didominasi oleh pria.
Hal ini juga yang membuat wanita masih tidak mau untuk menjadi pelaut. Pun kebanyakan sekolah pelaut juga menerima siswa laki-laki saja. - Hambatan sosial dan tradisi
Tantangan pelaut wanita yang terakhir yaitu adanya hambatan dari sosial dan adat istiadatnya. Di Indonesia stigma negatif yang berkembang untuk menjadi pelaut wanita cukup tinggi. Hal ini dikarenakan banyak yang mengukur pekerjaan ini cuma pantas untuk pria dan bukan untuk wanita.
Itulah yang membuat banyak orang lebih-lebih dari keluarga yang membantah seorang wanita untuk menjadi pelaut.
Menjadi pelaut wanita memang bukan hal yang mudah. Banyak hambatan yang sepatutnya dilewati lebih-lebih dari pandangan keluarga sendiri. Akan tapi bukan berarti seorang wanita tak bisa menjadi pelaut yang handal.
Sumber: jobpelaut.com