Cerpen Cinta Sedih Gerimis Yang Menantikan Kehadiran Pelangi

0
1582
views
sumber: google.co.id

Kumpulan cerpen cinta sedih selalu berhasil menguras emosional dan air mata para pembacanya. Tak selamanya kisah cinta diselimuti dengan menyenangi cita. Kali kali cinta memiliki kisah sedih bagi para pelakonnya. Tetapi keagungan cinta konsisten dapat bersemayam di daerah itu, di relung terdalam sang pemiliknya.
Gerimis yang menantikan absensi pelangi dalam kumpulan cerpen cinta sedih
Kala itu saya sudah tidak mendengar bisingnya kendaraan lagi. Aku dapat mendengar air langit menghujam genting dan pepohonan dengan terang. Jemariku masih saja menarikan di atas keyboard laptop putih yang selalu setia menemaniku. Mataku kian berat dan biduk kesunyian kian mencekam. Setelah kudongakkan kepala dan melihat jam dinding yang terpajang manis di dinding, saya baru sadar, ternyata sudah pukul 2 pagi.
Waktu yang seharusnya kugunakan untuk tidur berselimut mimpi. Tetapi pekerjaan sebagai penulis cerpen sedih bikin nangis yang dikejar deadline membuatku seharusnya menulis sampai larut. Kian lama pandangan ini kian melarikan diri. Tubuh kian terasa berat dan semuanya menjadi gelap.
Aku membuka mata dan sudah mendengar gumaman Tika sahabatku yang duduk di sampingku. Selang infus menancap di tangan. Semalam saya pingsan. Aku Karinda seorang penulis yang benar-benar menyenangi gerimis. Air langit yang berjatuhan itu benar-benar dapat menentramkan batinku. Batin yang baru saja menganga sebab kepergiannya. Orang yang benar-benar saya cintai tapi juga benar-benar ingin saya lupakan.
Bagaimana dapat ia meninggalkanku untuk yang kedua kalinya. Bagaimana dapat ia memperkenankan hatiku terluka seperti ini. Apa hatinya terbuat dari batu? Ah sudahlah… kian saya ingin melupakan semua kenangan tentangnya justru kian besar harapanku untuk dapat bersatu lagi dengannya. Kisahku layaknya cerita cinta menyedihkan dan tragis yang pernah kutulis.
Dikala anganku melayang jauh menerabas awan mendung, saya dikagetkan oleh sebuah bunyi yang menanyakan kabarku. Suara yang sudah lama saya nantikan. Ya, tempat duduk taman itu menjadi saksi kedatangan Fian. Sosok yang meninggalkanku sampai dua kali tapi konsisten benar-benar saya cintai. Ia hadir lagi di hari-hariku. Kenapa ia lakukan ini padaku?
Aku kembali tersadar dan sudah berbaring dengan cairan infus yang dapat kurasakan dengan terang mengalir lewat nadiku. Radang selaput otak selama ini membuatku kian rapuh. Aku seperti mayat hidup. Kisahku layaknya kumpulan cerpen mengharukan yang penah kutulis selama ini. Aku dapat mendengar semua orang menangis dan memberiku dukungan. Tetapi mata ini benar-benar berat untuk terbuka.
Aku dapat merasakan tangannya menggenggam tanganku dan kadang kala menyapu bibirku yang mengering. Fian berada di sisiku. Ia menyuarakan kata-kata yang sudah lama kunantikan selama ini. Ia berkata ia benar-benar mencintaiku, ia pergi sebab tidak ingin merasakan sakit ketika kami seharusnya berpisah. Ia ialah pelangi yang akan selalu bersama gerimis.
Mendengar kata-katanya saya menjadi benar-benar bahagia. Sampai tubuhku lama kelamaan menjadi ringan.. dan ringan. Aku dapat melihat mereka semua bmengoyak badanku untuk membangunkaku.
Aku pergi… saya pergi sebagai gerimis. Tetapi jangalah sedih sebab saya pergi dengan seonggok kebahagiaan yang memenuhi dada. Aku percaya di ruang dan dimensi lain saya akan bertemu dengan pelangiku. Gerimis akan selalu menginginkan absensi pelangi.
Demikianlah salah satu cerpen cinta dari kumpulan cerpen cinta sedih yang menyayat hati. Cinta memiliki cerita masing-asing dari para pelakonnya. Semoga dapat menginspirasi.

 

Sumber: tipsmoveon.com