Cerpen penantian yang tidak pasti membikin pecinta cerpen menjadi terhanyut dalam alur yang dikisahkan. Masing-masing kisah cinta mempunyai cerita sendiri bagi para insan yang menjadi lakonnya. Menunggu yaitu sebuah aktifitas yang sungguh-sungguh menjenuhkan dan membosankan. Bagaimana dengan sebuah penantian yang tidak mempunyai ujung? Simak kisahnya.
Cerpen penantian yang tidak pasti seorang gita
Tirai jendela yang terbuka tampak menggeliat sebab terpaan angin pesat pada malam itu. Gita termenung di sudut kamarnya. Matanya tampak menerawang jauh tidak berbatas di tepian langit yang tidak berbintang. Pikirannya menembus gumpalan awan yang menutup rembulan, jauh sampai hingga pada kenangan dimana dirinya masih remaja kala itu.
Cerpen penantian seorang wanita diawali dikala 20 tahun silam Gita yaitu seorang gadis remaja yang hidup di kota kecil. Di situlah Gita menghabiskan masa mudanya dan mulai menoreh kenangan yang masih mengikis hatinya sampai dikala ini. Kisahnya diawali dikala Dia berguru di Sekolah Menengah Pertama. Di sekolah itulah kala pertama kali dirinya mengetahui arti pertemanan, arti kedisiplinan, toleransi, tanggung jawab dan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Kecerdasan dan loyalitasnya yang tinggi membikin Gita bisa bergabung dalam organisasi sekolah. Sifatnya yang lugu, anggun dan cerdas menyempurnakan paras indahnya yang senantiasa menyimpulkan senyuman manis. Banyak surat dari para senior datang padanya. Tapi dia senantiasa teringat oleh pesan ibunya untuk konsentrasi belajar.
Tapi pada kesudahannya, benteng pertahanannya goyah pula. Dia mendapatkan cinta kakak kelas sekalian pembimbing organisasinya yang sungguh-sungguh rupawan dan berwibawa. Mereka acap kali mencuri waktu untuk berjalan, ngobrol atau makan bersama.
Yaitu cinta pertama Gita. Meskipun sempat terpisahkan oleh jarak sebab mencapai Pengajaran atas di sekolah yang berbeda, mereka dupersatukan kembali oleh takdir. Ya, takdir yang senantiasa menjadi pegangan seorang Gita. Gita benar-benar sudah mencurahkan segala beri sayang dan cintanya untuk laki-laki itu. Dia malahan tidak pernah berdaya upaya sekalipun untuk mencari substitusinya. Surat dan buku harian menjadi saksi alangkah besarnya rasa cinta mereka berdua. Khususnya Gita.
Tapi, sesudah Gita memenuhi relung hatinya dengan lelaki opsinya, tiba-tiba Dia mesti menikmati kepedihan yang sungguh-sungguh menyiksa batin dan jiwanya. Lelaki hal yang demikian pergi meninggalkannya bersama wanita lain. Kepedihan ini terjadi dikala mereka mencapai kuliah. Bak kisah cerpen menunggu cinta yang tidak pasti, Gita dikala itu sungguh-sungguh hancur. Lubang di hatinya menganga lebar seakan tidak percaya orang yang sungguh-sungguh dicintainya sungguh-sungguh tega mengerjakan hal demikian.
Sampai dikala ini, Gita masih belum dapat mengganti ukiran kenangan itu dengan kenangan lain. Dia masih menunggu cinta pertamanya. Dia masih menantikan kedatangan seseorang yang sama. Seseorang yang telah dia percayai sebagai takdirnya. Sesudah semuanya berubah. Gita yang sudah mapan menggenggam karir dan tidak terasa usianya telah hampir kepala empat. Di dalam hatinya ada sebuah keyakinan akan datangnya sosok dan kenangan itu lagi untuk sisa hidupnya.
Memang tidak ada yang mengenal akhir penantian seorang Gita seperti yang disebutkan pada cerpen penantian yang tidak pasti di atas. Semoga ruang hatinya yang sudah lama kosong dan berongga seketika terisi oleh secercah hasrat yang bisa mengobati kesakitannya.
Sumber: tipsmoveon.com